Hari jadi rumah rotterdam juga yang lainnya

caraazell
6 min readFeb 27, 2023

--

tulisan tangan ALLEIGH, 2009

Seharusnya sekali-kali setiap cerita bisa dimulai dengan kalimat pembuka yang merayakan sebuah hari jadi yang tidak begitu penting tapi berharga untuk beberapa pribadi.

Anggap dan kalau bisa bayangkan saja kalau kamu ada di dalam rumah rotterdam saat ini. Tidak. Tidak bersama aku sebagai penulis tapi bersama Ayah, Bunda, Leina kecil, Si Alleigh yang sudah bertambah tinggi sekitar delapan senti dibanding tahun lalu, dan yang tidak tahu ada dimana gadis yang kerap kali disebut Alleigh disetiap sudut rumah rotterdam.

Silahkan mampir di rumah rotterdam! Tapi jangan kelamaan juga.

Silahkan masuk ke rumah rotterdam! Ini adalah hari jadi rumah rotterdam ke dua belas hari, Leina kecil penggemar berat angsa-angsa putih di danau seberang rumah, baru menetapkan juga meresmikan hari ‘hari jadi rumah rotterdam’ dua pekan yang lalu.

Rumah rotterdam tidak pernah tidak ramai seluruh penghuninya tidak pernah beristirahat. Mungkin terlalu rajin? Tidak tahu sih. Isi rumah rotterdam tidak hanya Ayah, Bunda, Leina kecil dan Si Alleigh yang besar kepala karena sudah tumbuh delapan senti tingginya. Tapi disini hanya perlu membahas mereka.

Sini coba masuk rumah rotterdam. Kalau kamu masuk dari pintu utama rumah yang warnanya coklat dan bukan lewat jendela kembar disebelahnya, kamu bisa melihat Bunda yang mondar-mandir di ruang depan sembari membawa kotak yang nantinya akan berisi krayon warna-warni yang berserakan di ruang depan akibat ulah anak perempuannya yang pintar dan cerewet.

Jalan lagi beberapa langkah lalu belok kanan, kamu sudah ada di lorong sepanjang lima meter dengan dinding kanan kiri dipenuhi koleksi buku-buku. Lorong itu mengarah ke taman belakang rumah rotterdam.

Setiap harinya disitu akan ada yang berdiri tenang larut dalam dunianya memilah memilih buku mana yang jadi bahan bacaan tiap harinya, lalu kalau Bunda panggil dia hanya akan menoleh sekilas tanpa menjawab atau kalau ingat itu Bunda yang melahirkannya ia akan menjawab sehalus mungkin, “Disini, Bun.”

Biasanya juga Leina kecil kalau tidak kabur ke danau mengagumi angsa-angsa disana, akan berteriak dengan menggemaskan mencari keberadaan sang kakak.

Dan sekarang ayo ambil langkah mundur lalu hadap kiri berjalan lurus kebelakang. Kalau kamu lihat ada pria dewasa duduk dilantai dengan kaki bersila itu pasti Ayah yang sibuk membuka menutup kamus karena sedang mencari sebuah kata dalam bahasa Indonesia untuk diartikan dalam bahasa Belanda.

Bunda bukan bunda yang cerewet tapi kerap kali kalau Bunda berteriak mencari putranya yang jarang bersuara cenderung sunyi itu di dalam rumah rotterdam, Ayah mudah bingung dengan penggunaan kata dalam teriakan Bunda. “Alle! Lagi-lagi kamu gini lagi, ya.”

Ayah suka bingung penggunaan kata dalam bahasa Indonesia yang bervariasi. Kenapa ada kata lagi diulang sebanyak tiga kali dalam satu kalimat? ‘Kan kata lagi kalau di kamus artinya sedang melakukan atau ungkapan ingin lebih.

Ayo sini ke rumah rotterdam! Kalau kamu merasa sudah masuk disini lebih dari satu jam lalu kamu merasa hawa rumah yang tadinya hangat dan nyaman berubah menjadi dingin dan penuh gelisah, tidak perlu khawatir.

Karena mungkin di samping kananmu, dari arah ruang baca, ada anak laki-laki berdiri bersandar pada daun pintu dengan buku fiksi sejarah pada genggamannya sedang menatap lurus sinis ke arahmu, artinya kamu diusir karena sudah terlalu lama berkunjung ke rumah rotterdam. Jangan bingung juga siapa anak laki-laki itu, pelakunya cuma satu. Alleigh. Si Alleigh yang gemar baca buku tapi juga cemburu kalau Bundanya harus meladeni tamu rumah rotterdam berlama-lama.

Kalau kamu masih kekeuh tidak segera pulang, coba perhatikan lagi sekitarmu dimana kamu berdiri di dalam rumah rotterdam. Sebentar lagi kamu pasti dikejar angsa putih yang digiring ke dalam rumah dengan sengaja oleh Leina kecil — akibat alasan yang sama dengan Si Alleigh.

Selamat kamu sudah keluar dari rumah rotterdam! Kalau kamu mendengar suara Bunda mereka bertepuk tangan kencang lima kali untuk mengumpulkan anak-anaknya, itu berarti waktu Bunda membuka persidangan atas kelakuan ajaib kedua anaknya.

Ayah juga suka bingung kalau Bunda sudah menasehati anak-anaknya, banyak kata bahasa Indonesia yang Ayah belum begitu paham. Seperti contoh,

“Boleh sih boleh, tapi masa angsa di bolehin masuk rumah, boleh apa enggak boleh coba?”

“Bunda lihat-lihat mata Alle lihat-lihatin terus tadi, kalau lihat jangan gitu lihatnya, dong.”

Banyak kata sama yang selalu Bunda ulang dalam satu kalimat, memamg begitu Bunda, tapi Ayah tidak paham arti banyaknya pengulangan-pengulangan kata itu. Kata Si Alleigh, gak apa-apa Ayah belajar bahasa Indonesia yang rajin aja. Ayah suka tersenyum gemas kalau dengar itu.

Selang beberapa menit, kalau kamu menunggu diteras — juga menguping — setelah diusir oleh anak-anak kecil, akan ada suara gitar akustik dipetik dengan nada-nada sederhana yang enak didengar, itu petikan gitar Ayah Si Alleigh dan Leina kecil. Usaha beliau untuk menyudahi persidangan Bunda pada Si Alleigh dan Leina kecil.

Ini hari hari jadinya rumah rotterdam, kamu tidak boleh berlama-lama didalamnya, kamu mungkin tidak akan tahan dengan Leina kecil yang terus membicarakan betapa eloknya angsa-angsa putih di danau seberang rumah yang sebenarnya tidak berwarna seputih itu. Mungkin juga kamu akan kewalahan mendengar Si Alleigh yang terus menceritakan banyak cerita absurd tentang tugas gaib dari seseorang untuk menghitung bintang, dan bagaimana kalau ternyata cupcakes bukan hanya kudapan untuk anak-anak gadis.

Alleigh jadi cerewet kalau membicarakan tugas gaib dan pengetahuan absurdnya itu.

Malam ini, di hari jadi rumah rotterdam, dia terus meracau betapa lelahnya dirinya yang sudah tiga tahun terakhir terus mencoba menghitung jumlah bintang di langit kota rotterdam. Ayah menyarankan, sebaiknya, kalau Alle lelah, sudahi saja meracaunya, mending lanjut makan lalu membaca buku. Si Alleigh suka bercerita kalau sedang makan bersama.

“Menurut, kamu gimana?” Si Alleigh menyikut lengan Leina kecil pelan, lalu hanya mendapat jawaban 10 kali anggukan kecil darinya karena Leina kecil sibuk mengunyah nasi dicampur abon sapi didalam mulut kecilnya. Terus Alleigh akan menjawab pertanyaannya sendiri. “Oke oke.”

Selain hari jadi rumah rotterdam, hari ini juga hari jadi bagi yang lainnya. Bagi hujan di rotterdam tepat tiga tahun lalu, bagi susu coklat panas yang ia sesap bersama Bunda tiga tahun yang lalu, bagi buku A tale of two cities yang ia baca di kafe bersama Bunda tiga tahun yang lalu, dan hari jadi yang lainnya bagi gadis pembawa payung saat hujan di rotterdam tepat tiga tahun lalu.

Besoknya, pagi-pagi sekali suara kaki buru-buru menuruni anak tangga terdengar pada telinga Bunda yang sudah sibuk merajut dari pagi-pagi buta di ruang keluarga. Bunda tahu itu suara kaki putranya, sebentar lagi juga putranya itu akan menemukan keberadaan dirinya lalu mengecupnya pada beberapa titik di wajahnya kemudian memuji kecantikan Bundanya dipagi hari.

“Selamat pagi.” mwah. “Selamat hari rabu, Bunda.” mwah. “Pagi ini lagi-lagi cantik, Bun.” mwah.

Tanpa perlu menunggu jawaban Bunda atau bahkan tanpa mendapat balasan kecup dari Bunda, Si Alleigh akan berhambur keluar rumah lalu berteriak mencari adik kecilnya, “Anak kecil kamu dimana? Masih pagi ini!!”

Hari-hari seperti ini sangat tidak biasa tapi begitu normal karena terjadi didalam rumah rotterdam. Aku pikir Leina kecil sangat cerdas untuk menetapkan sebuah hari jadi rumah rotterdam yang dirayakan setiap — setiap harinya.

Itu artinya setiap harinya, rumah rotterdam hanya penuh perayaan dan bukan hanya mengenang saja. Setiap harinya dirayakan dengan tingkah ajaib seisi rumah rotterdam. Setiap harinya, ada hari jadi yang harus dirayakan. Tepuk tangan sepuluh kali untuk Leina kecil.

Untuk gadis pembawa payung, selamat hari jadi yang lainnya untuk kamu yang entah ada dimana saat aku menulis ini. Leina kecil memang tidak menetapkan hari jadi untuk kamu, untuk tiga tahun lalu. Tapi, ada Alleigh yang selalu secara tidak sadar merayakan hari jadi bersama kamu setiap harinya. Kamu dan tugas anehmu untuk Si Alleigh yang sibuk memamerkan tinggi badannya itu sudah sangat terkenal di seisi rumah rotterdam.

Kalian tahu kan apa gunanya perayaan hari jadi? Iya, untuk diingat. Jadi, selamat untuk kamu yang tanpa sadar dirayakan hari jadinya oleh Si Alleigh, dia mengingatmu disetiap banyak kesempatan yang ada.

--

--

caraazell
caraazell

Written by caraazell

i write whatever goes inside my head, xx

No responses yet